Sunday, August 6, 2023

Teks LHO


D’topeng Museum Angkut

           

D’topeng adalah salah satu tempat wisata yang terletak di Kota Batu, Jawa Timur. Keberadaan D’topeng tidak dapat dipisahkan dengan Museum Angkut karena kedua tempat ini berada di satu tempat yang sama. Tempat wisata ini seringkali disebut pula sebagai museum topeng karena memang berisi topeng dengan berbagai model dan bentuk. Namun, D’topeng tidak hanya berisi topeng, tetapi juga berisi pameran benda-benda berupa barang tradisional dan barang antik. Topeng, barang tradisional, dan barang antik dalam museum ini dapat dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan bahan pembuatannya, yaitu berbahan kayu, batu, logam, kain, dan keramik.

Benda paling diminati pengunjung untuk diamati dan paling mendominasi tempat ini adalah topeng. Ada beragam jenis topeng di museum ini. Topeng-topeng tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian berdasarkan bahan dasarnya, yaitu yang berbahan dasar kayu dan batu. Topeng berbahan kayu sebagian besar berasal dari daerah Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jakarta, dan Jawa Barat. Sementara itu, topeng yang berbahan batu berasal dari daerah sekitar Sulawesi dan Maluku.

Selain topeng, barang-barang tradisional juga dipamerkan di D’topeng. Barang-barang tradisional yang mengisi etalase-etalase museum ini adalah senjata tradisional, perhiasan wanita zaman dahulu yang berbahan dasar logam, batik-batik motif lama, dan hiasan rumah kuno. Berdasarkan bahan dasarnya, barang-barang tersebut juga dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu berbahan dasar kayu seperti hiasan rumah berupa kepala kerbau asal Toraja, berbahan dasar batu seperti alat penusuk jeruk asal Batak, berbahan dasar logam seperti pisau sunat dan perhiasan logam asal Sumba, dan yang berbahan dasar kain seperti batik berbagai motif asal Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Benda terakhir yang mengisi museum ini adalah barang kuno yang sampai saat ini masih dianggap bernilai seni tinggi atau biasa kita sebut barang antik. Barang-barang antik seperti guci tua, kursi antik, bantal arwah, mata uang zaman kerajaan-kerajaan, dan benda-benda lain dapat dijumpai di dalam museum D’topeng. Barang-barang tersebut dapat pula digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan bahan pembuatannya,  yaitu keramik dan logam. Barang antik berbahan dasar keramik di museum ini adalah guci-guci tua peninggalan salah satu dinasti di China dan bantal yang digunakan untuk bangsawan Dinasti Yuan (China) yang sudah meninggal. Sementara itu, barang antik yang berbahan dasar logam adalah jinggaran coin (Kerajaan Gowa), mata uang kerajaan majapatih, koin VOC, dan kursi antik asal jawa Tengah.


Selain untuk dipamerkan, benda-benda di D’topeng ini juga dimanfaatkan sebagai media pelestarian budaya. Selanjutnya, D’topeng berfungsi pula sebagai museum, yaitu sebagai konservasi benda-benda langka agar terhindar dari perdagangan illegal.

Friday, January 20, 2023

Best Practice Menggunakan Metode STAR


Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa dalam Pembelajaran

 

Lokasi

SMK Negeri 1 Mondokan

Lingkup Pendidikan

Sekolah Menengah

Tujuan yang ingin dicapai

Praktik baik yang dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis teks editorial menggunakan media koran digital dan video editorial.

Penulis

Endar Wahyu Ardianto, S.Pd.

Tanggal

17 Januari 2023

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

 

Menulis merupakan aspek keterampilan berbahasa yang sering dianggap sulit oleh sebagian orang, begitu juga oleh peserta didik. Mereka kesulitan untuk menggali ide yang bisa dikembangkan menjadi teks. Termasuk pada materi menulis teks editorial. Peserta didik didik kesulitan untuk menyusun opini terhadap isu yang diangkat terkait penyusunan argumen pada teks editorial.

Beberapa kondisi yang melatarbelakangi permasalahan mengenai peserta didik yang mengalami kesulitan menyusun opini dalam menulis teks ditorial yaitu:

  1. Pendidik belum menggunakan media yang tepat.
  2. Pendidik masih banyak menggunakan metode ceramah
  3. Pembelajaran masih terpusat pada pendidik.
  4. Peserta didik  kurang memiliki rasa percaya diri dalam menyusun opini.
  5. Peserta didik  menganggap bahwa tidak ada manfaat menulis teks editorial.
  6. Rendahnya literasi peserta didik.

Praktik pembelajaran ini perlu untuk dibagikan karena bisa jadi terdapat pendidik yang memikliki permasalahan yang sama, sehingga diharapkan kegiatan pembelajaran ini mampu menginspirasi para pendidik untuk megatasi permasalahan yang dihadapi dalam mengembangkan ide pada materi menulis teks editorial. Kegiatan pembelajaran ini memotivasi saya untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang inovatif dan kreatif sehingga mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun opini terkait penulisan teks editorial.

Tindakan yang saya lakukan dalam kegiatan pembelajaran ini adalah:

  1. Menggunakan media pembelajaran koran digital dan video editorial yang berisi isu aktual yang terjadi di Indonesia. Keunggulan media ini yaitu mampu meningkatkan semangat siswa yang awalnya menggunakan koran konvensional beralih ke koran digital, selain itu penggunaan videoe editorial dapat mengakomodir tipe belajar peseta didik baik visual, audio, maupun kinestetik.
  2. Menggunakan model pembelajaran PjBL yang dapat melatih kemampuan siswa dalam bekerja sama.
  3. Menggunakan pendekatan TPACK yaitu melalui penggunaan materi PPT, koran digital, dan video editorial
  4. Mengembangkan kemampuan berpikir HOTS yaitu dengan menulis teks editorial berdasarkan isu yang diangkat.

 

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

 

Tantangan yang dihadapi dalam mengatasi kesulitan peserta didik dalam menyusun opini pada materi menulis teks editorial yaitu terbatasnya media pembelajaran yang menghasilkan produk berdeferensiasi sehingga guru harus kretif dalam memilih media pembelajaran yang tepat.

Adapun pihak yang terlibat dalam Best Practice yaitu:

  1. Kepala Sekolah: Mulyadi, S.T.
  2. Dosen pembimbing: Dr. Burhan Eko Purwanto, M.Hum.
  3. Guru pamong: Nazar Budhi Laksmono, M.Pd.
  4. Peserta didik XII TKJ 4
  5. Rekan-rekan guru SMK Negeri 1 Mondokan

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

 

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan dalam memilih media pembelajaran yang inovatif dan kreatif pada pembelajaran menulis teks editorial dengan strategi cooperatif  yaitu:

  1. Memilih materi yang sesuai.
  2. Memilih model pembelajaran PjBL.
  3. Memilih media yang mampu menstimulus kemampuan peserta didik dalam menyusun opini pada materi menulis teks editorial.
  4. Membuat perangkat pembelajaran yaitu RPP, LKPD, PPT, dan perangkat evaluasi.
  5. Mendiskusikan perangkat pembelajaran dengan dosen pembimbing, guru pamong, dan teman sejawat.
  6. Menyiapkan evaluasi pembelajaran.
  7. Menentukan peserta didik yang akan menjadi tutor sebaya dalam kelompok yang heterogen.
  8. Melaksanakan aksi.

Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini yaitu:

  1. Berbagai literatur mengenai model, strategi, dan media pembelajaran.
  2. Kepala sekolah, teman sejawat sebagai narasumber.
  3. Video editorial dari sumber Media Indonesia.
  4. E-modul
  5. LKPD
  6. Power Point
  7. Proyektor, laptop, LCD, HP, internet.
  8. Ruang kelas
  9. Peserta didik XII TKJ 4

Proses pelaksanaan rencana aksi yaitu:

  1. Dosen pembimbing yaitu Bapak Dr. Burhan Eko Purwanto, M.Hum. memonitoring pelaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan melalui Google Meet.
  2. Guru pamong pamong yaitu Bapak Nazar Budhi Laksmono, M.Pd. memonitoring pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan melalui Google Meet.
  3. Teman sejawat yaitu Bapak Rieky Handoko, S.Pd. sebagai pengambil gambar/video  dan sebagai Hoost pengoperasian Google Meet.
  4. Peserta didik kelas XII TKJ 4 SMK Negeri 1 Mondokan.

Refleksi Hasil dan dampak

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

 

1. Bagaimana dampak dari aksi dari langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa?

Dampak dari aksi dari langkah-langkah yang dilakukan yaitu:

  1. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyusun opini untuk menulis teks editorial.
  2. Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir HOTS.
  3. Membantu peserta didik untuk mengembangkan sikap kerja sama dan saling menghargai pendapat orang lain.

Hasil yang diperoleh sangat efektif. Hal ini berdasarkan pemerolehan nilai hasil produk dan nilai evaluasi yang mengalami peningkatan.

 

2. Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan?

Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah serta rekan-rekan guru diperoleh informasi media pembelajaran dengan memanfaatkan HP (koran digital) dapat meningkatakan antusias siswa karena siswa saat ini lebih tertarik membaca melalui HP dibandingkan dengan buku. Penggunaan media video pada metode pembelajaran PjBL dengan strategi cooperatif sangat efektif untuk dilakukan, karena sangat membantu peserta didik untuk menggali ide dan menyusun opini terkait isu yang diangkat dalam materi menulis teks editorial.

 

3. Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan?

Hal yang menjadi faktor keberhasilan dari strategi yang dilakukan yaitu pendidik harus mampu mengondisikan kelas agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan lancar. Pendidik mampu menentukan model, strategi, dan media pembelajaran yang tepat agar kegiatan pembelajaran menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi pendidik dan peserta didik. Pendidik mampu mengoperasikan perangkat teknologi yang dibutuhkan agar pembelajaran semakin kreatif dan inovatif sesuai dengan perkembangan zaman.


4. Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut?

Pentingnya media pembelajaran berbasis teknologi pada materi menulis teks editorial. Media tersebut penting untuk menstimulus ide peserta didik dalam menyusun opini. Selain media, pemilihan model pembelajaran juga penting karena penggunaan model pembelajaran harus tepat dan dapat digunakan pada materi yang akan  diajarkan agar dapat mencapai tujuan pembelajran.